Lapangan Sepakbola
Rp. 600.000 / Sesi
Dapatkan pemahaman lebih mendalam
mengenai siapa yang mengunjungi, kapan, dan
mengapa.
Total Pengunjung
Total Event
Total Member
Total Layanan
Festival Medhayoh merupakan
peristiwa kebudayaan
yang diadakan setiap tahun.
Event
Pengunjung
Komunitas
UMKM Lokal
“Reeenggggg!” Jadilah saya menghentikan semua aktifitas kecuali bernapas, untuk mencari sumber suara berasal. Apalagi kalau bukan karena terkesima serta terdiam dengan asal suara bernada tinggi. Maklum di Desa, kalau tetiba ada nada suara tinggi sekaligus keras, maka kemungkinannya hanya orang bertengkar atau terancam bahaya.
Tapi ternyata tidak keduanya yang menjadi alasan suara berasal. Ada iring-iringan suara knalpot motor dari para anggota komunitas otomotif yang menjadi salah satu sajian saat acara “Ngopi Sareng Jagong Gayeng” Medhayoh Fest Chapter Desember pada 18 Desember 2022 di Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Bukan hanya bleyer iring-iringan motor tetapi juga alunan musik lain yang mengiringi sepanjang aktivitas di Medhayoh Fest. Tak mengherankan bila suasana “gayeng” sepanjang acara benar-benar tercipta, sehingga tidak hanya muncul sebagai tagline saja.
Sebagaimana suara musik, ataupun iring-iringan komunitas motor, selama festival berlangsung di area, juga terdapat sajian kuliner lokal, jajanan ndeso serta sajian produk UMKM. Bukan berfungsi untuk memecah frekuensi, seluruh sajian di Medhayoh Fest ini seolah-olah menjadi satu kesatuan yang dikemas secara apik dengan satu kemasan bertajuk “Ngopi Sareng Jagong Gayeng”, sepanjang acara kedatangan para komunitas dan keriuhan pengunjung menjadi pusat perhatian para pedagang.
Saya harus menyelinapkan ke sudut kanan panggung untuk bisa memotret keseruan festival ini, sembari menikmati lontong sayur yang dijual oleh salah satu pedagang asal Desa Dolokgede.
Medhayoh Fest Ngopi Sareng Jagong Gayeng
Sejak awal bersua dengan penyelenggara acara, tak membutuhkan waktu lama untuk menangkap ide liar mereka serta makna yang terdapat dalam setiap sajian yang diberikan. Melihat sisi tagline “Ngopi Sareng Jagong Gayeng” ini penyelenggara ingin memotret kultur masyarakat Bojonegoro yang punya budaya “ngopi”, meski bukan daerah pengahasil kopi.
Ngopi ini bukan soal meracik kopi ataupun menikmati kopi, tetapi ngopi yang dimaksud adalah budaya minum kopi sambil bertukar cerita bersama teman sejawat, maupun lintas usia. Ini menarik, karena di hampir setiap desa ada warung kopi yang selalu ramai mulai pagi sampai malam. Budaya masyarakat Bojonegoro yang konsevatif selalu mempertahankan budaya ngopi menjadi sebuah ruang untuk berbagi cerita bahkan berdiskusi isu yang sedang ramai diperbincangkan yang biasa disebut sebagai “Rasan-rasan warung kopi”. Yang saya tangkap, penyelenggara acara ingin membuat ruang dari tradisi ngopi ini sebagai ruang untuk mendiskusikan sesuatu yang bernilai.
Bojonegoro – Festival “Medhayoh” atau Medhayoh Fest 2022 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dibanjiri pengunjung hingga malam hari, Sabtu (5/11/2022). Berbagai kalangan datang ke kampung halaman Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk medhayoh atau bertamu dan menikmati hiburan kesenian tradisional serta kuliner lokal.
Dari pantauan suarabanyuurip.com, sejumlah kalangan yang medhayoh di antaranya Komisaris Pupuk Kaltim bersama tim, Kepala Bappeda Provinsi Jatim, Mohammad Yasin, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah bersama suami, Komandan Kodim 0813 Letkol Arm Arif Yudho Purwanto, Wakil Kepala Polres Kompol Muh Wahyudin Latif dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Budiyanto.
Selain itu sejumlah perwakilan dari operator migas seperti ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC). Juga sejumlah kepala desa, perwakilan kontraktor, seniman dan budayawan.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh tuan rumah. Yakni adik kandung Mensesneg, Wahono dan Ketua Ademos, M. Kundlori berserta pengurus yang menggagas Festival “Medhayoh”.
Para ‘dhayoh’ atau tamu langsung dipersilakan untuk menikmati makanan khas Desa Dolokgede seperti opor ayam dan sejumlah menu lainnya yang sudah disiapkan. Mereka saling berbincang santai sambil menikmati hiburan yang disuguhkan.
Di antaranya kesenian karawitan, tarian tradisional, hingga penampilan Didik Nini Thowok, maestro tari.
“Reeenggggg!” Jadilah saya menghentikan semua aktifitas kecuali bernapas, untuk mencari sumber suara berasal. Apalagi kalau bukan karena terkesima serta terdiam dengan asal suara bernada tinggi. Maklum di Desa, kalau tetiba ada nada suara tinggi sekaligus keras, maka kemungkinannya hanya orang bertengkar atau terancam bahaya.
Tapi ternyata tidak keduanya yang menjadi alasan suara berasal. Ada iring-iringan suara knalpot motor dari para anggota komunitas otomotif yang menjadi salah satu sajian saat acara “Ngopi Sareng Jagong Gayeng” Medhayoh Fest Chapter Desember pada 18 Desember 2022 di Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Bukan hanya bleyer iring-iringan motor tetapi juga alunan musik lain yang mengiringi sepanjang aktivitas di Medhayoh Fest. Tak mengherankan bila suasana “gayeng” sepanjang acara benar-benar tercipta, sehingga tidak hanya muncul sebagai tagline saja.
Sebagaimana suara musik, ataupun iring-iringan komunitas motor, selama festival berlangsung di area, juga terdapat sajian kuliner lokal, jajanan ndeso serta sajian produk UMKM. Bukan berfungsi untuk memecah frekuensi, seluruh sajian di Medhayoh Fest ini seolah-olah menjadi satu kesatuan yang dikemas secara apik dengan satu kemasan bertajuk “Ngopi Sareng Jagong Gayeng”, sepanjang acara kedatangan para komunitas dan keriuhan pengunjung menjadi pusat perhatian para pedagang.
Saya harus menyelinapkan ke sudut kanan panggung untuk bisa memotret keseruan festival ini, sembari menikmati lontong sayur yang dijual oleh salah satu pedagang asal Desa Dolokgede.
Medhayoh Fest Ngopi Sareng Jagong Gayeng
Sejak awal bersua dengan penyelenggara acara, tak membutuhkan waktu lama untuk menangkap ide liar mereka serta makna yang terdapat dalam setiap sajian yang diberikan. Melihat sisi tagline “Ngopi Sareng Jagong Gayeng” ini penyelenggara ingin memotret kultur masyarakat Bojonegoro yang punya budaya “ngopi”, meski bukan daerah pengahasil kopi.
Ngopi ini bukan soal meracik kopi ataupun menikmati kopi, tetapi ngopi yang dimaksud adalah budaya minum kopi sambil bertukar cerita bersama teman sejawat, maupun lintas usia. Ini menarik, karena di hampir setiap desa ada warung kopi yang selalu ramai mulai pagi sampai malam. Budaya masyarakat Bojonegoro yang konsevatif selalu mempertahankan budaya ngopi menjadi sebuah ruang untuk berbagi cerita bahkan berdiskusi isu yang sedang ramai diperbincangkan yang biasa disebut sebagai “Rasan-rasan warung kopi”. Yang saya tangkap, penyelenggara acara ingin membuat ruang dari tradisi ngopi ini sebagai ruang untuk mendiskusikan sesuatu yang bernilai.
Bojonegoro – Festival “Medhayoh” atau Medhayoh Fest 2022 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dibanjiri pengunjung hingga malam hari, Sabtu (5/11/2022). Berbagai kalangan datang ke kampung halaman Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk medhayoh atau bertamu dan menikmati hiburan kesenian tradisional serta kuliner lokal.
Dari pantauan suarabanyuurip.com, sejumlah kalangan yang medhayoh di antaranya Komisaris Pupuk Kaltim bersama tim, Kepala Bappeda Provinsi Jatim, Mohammad Yasin, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah bersama suami, Komandan Kodim 0813 Letkol Arm Arif Yudho Purwanto, Wakil Kepala Polres Kompol Muh Wahyudin Latif dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Budiyanto.
Selain itu sejumlah perwakilan dari operator migas seperti ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC). Juga sejumlah kepala desa, perwakilan kontraktor, seniman dan budayawan.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh tuan rumah. Yakni adik kandung Mensesneg, Wahono dan Ketua Ademos, M. Kundlori berserta pengurus yang menggagas Festival “Medhayoh”.
Para ‘dhayoh’ atau tamu langsung dipersilakan untuk menikmati makanan khas Desa Dolokgede seperti opor ayam dan sejumlah menu lainnya yang sudah disiapkan. Mereka saling berbincang santai sambil menikmati hiburan yang disuguhkan.
Di antaranya kesenian karawitan, tarian tradisional, hingga penampilan Didik Nini Thowok, maestro tari.
“Reeenggggg!” Jadilah saya menghentikan semua aktifitas kecuali bernapas, untuk mencari sumber suara berasal. Apalagi kalau bukan karena terkesima serta terdiam dengan asal suara bernada tinggi. Maklum di Desa, kalau tetiba ada nada suara tinggi sekaligus keras, maka kemungkinannya hanya orang bertengkar atau terancam bahaya.
Tapi ternyata tidak keduanya yang menjadi alasan suara berasal. Ada iring-iringan suara knalpot motor dari para anggota komunitas otomotif yang menjadi salah satu sajian saat acara “Ngopi Sareng Jagong Gayeng” Medhayoh Fest Chapter Desember pada 18 Desember 2022 di Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Bukan hanya bleyer iring-iringan motor tetapi juga alunan musik lain yang mengiringi sepanjang aktivitas di Medhayoh Fest. Tak mengherankan bila suasana “gayeng” sepanjang acara benar-benar tercipta, sehingga tidak hanya muncul sebagai tagline saja.
Sebagaimana suara musik, ataupun iring-iringan komunitas motor, selama festival berlangsung di area, juga terdapat sajian kuliner lokal, jajanan ndeso serta sajian produk UMKM. Bukan berfungsi untuk memecah frekuensi, seluruh sajian di Medhayoh Fest ini seolah-olah menjadi satu kesatuan yang dikemas secara apik dengan satu kemasan bertajuk “Ngopi Sareng Jagong Gayeng”, sepanjang acara kedatangan para komunitas dan keriuhan pengunjung menjadi pusat perhatian para pedagang.
Saya harus menyelinapkan ke sudut kanan panggung untuk bisa memotret keseruan festival ini, sembari menikmati lontong sayur yang dijual oleh salah satu pedagang asal Desa Dolokgede.
Medhayoh Fest Ngopi Sareng Jagong Gayeng
Sejak awal bersua dengan penyelenggara acara, tak membutuhkan waktu lama untuk menangkap ide liar mereka serta makna yang terdapat dalam setiap sajian yang diberikan. Melihat sisi tagline “Ngopi Sareng Jagong Gayeng” ini penyelenggara ingin memotret kultur masyarakat Bojonegoro yang punya budaya “ngopi”, meski bukan daerah pengahasil kopi.
Ngopi ini bukan soal meracik kopi ataupun menikmati kopi, tetapi ngopi yang dimaksud adalah budaya minum kopi sambil bertukar cerita bersama teman sejawat, maupun lintas usia. Ini menarik, karena di hampir setiap desa ada warung kopi yang selalu ramai mulai pagi sampai malam. Budaya masyarakat Bojonegoro yang konsevatif selalu mempertahankan budaya ngopi menjadi sebuah ruang untuk berbagi cerita bahkan berdiskusi isu yang sedang ramai diperbincangkan yang biasa disebut sebagai “Rasan-rasan warung kopi”. Yang saya tangkap, penyelenggara acara ingin membuat ruang dari tradisi ngopi ini sebagai ruang untuk mendiskusikan sesuatu yang bernilai.
Bojonegoro – Festival “Medhayoh” atau Medhayoh Fest 2022 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dibanjiri pengunjung hingga malam hari, Sabtu (5/11/2022). Berbagai kalangan datang ke kampung halaman Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk medhayoh atau bertamu dan menikmati hiburan kesenian tradisional serta kuliner lokal.
Dari pantauan suarabanyuurip.com, sejumlah kalangan yang medhayoh di antaranya Komisaris Pupuk Kaltim bersama tim, Kepala Bappeda Provinsi Jatim, Mohammad Yasin, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah bersama suami, Komandan Kodim 0813 Letkol Arm Arif Yudho Purwanto, Wakil Kepala Polres Kompol Muh Wahyudin Latif dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Budiyanto.
Selain itu sejumlah perwakilan dari operator migas seperti ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC). Juga sejumlah kepala desa, perwakilan kontraktor, seniman dan budayawan.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh tuan rumah. Yakni adik kandung Mensesneg, Wahono dan Ketua Ademos, M. Kundlori berserta pengurus yang menggagas Festival “Medhayoh”.
Para ‘dhayoh’ atau tamu langsung dipersilakan untuk menikmati makanan khas Desa Dolokgede seperti opor ayam dan sejumlah menu lainnya yang sudah disiapkan. Mereka saling berbincang santai sambil menikmati hiburan yang disuguhkan.
Di antaranya kesenian karawitan, tarian tradisional, hingga penampilan Didik Nini Thowok, maestro tari.